Kerja ke Jepang Dengan Jalur Mandiri Tokutei Ginou

 

Kerja ke Jepang
Ilustrasi pekerja Jepang (pexels.com/Will Wright)


Bekerja di luar negeri menjadi impian banyak orang, salah satu negara penerima Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah Jepang. Banyak yang mengira bahwa untuk bekerja ke Jepang harus melalui Lembaga Pelatihan Kerja (LPK). Padahal, bekerja di Jepang bisa melalui jalur mandiri.

Apa sih perbedaan berangkat bekerja ke Jepang melalui LPK dan jalur mandiri? Saya pernah bertanya hal ini kepada seseorang yang bekerja di LPK, ini penjelasanya:
 "Sebenarnya, tidak ada perbedaan administrasi antara berangkat ke Jepang lewat LPK atau jalur mandiri. Hanya saja, kalau terjadi masalah di Jepang, pihak LPK yang akan membantu."
 
Jadi Anda bisa berangkat ke Jepang tanpa bantuan pihak ke-3. Blog ini akan membahas bagaimana untuk bekerja di Jepang melalui jalur mandiri terkhusus untuk visa Tokutei Ginou atau Specified Skilled Worker (SSW).

1. Tentukan pekerjaan terlebih dahulu

Sebelum memulai untuk berangkat ke Jepang, Anda harus memilih salah satu bidang pekerjaan. Melansir workjapan.com, terdapat 14 sektor kekurangan tenaga kerja akut di Jepang, daftar sebagai berikut:
  • Perawat lansia (caregiving): membantu kebutuhan harian lansia.

  • Kebersihan gedung (building cleaning): melakukan pembersihan dan perawatan gedung.

  • Peralatan dan Suku Cadang Mesin (machine parts and tooling): pembuatan komponen dan perkakas mesin industri.

  • Mesin Industri (industrial machinery): instalasi, operasi, dan pemeliharaan mesin industri.

  • Elektronik (electronics): perakitan dan produksi perangkat elektronik.

  • Konstruksi (construction): pekerjaan sipil, pertukangan, instalasi listrik dan pipa.

  • Perbaikan dan pembuatan kapal (shipbuilding and marine): konstruksi dan perbaikan kapal serta mesin laut.

  • Perawatan mobil (automobile maintenance): inspeksi, servis, dan perbaikan kendaraan bermotor.

  • Penerbangan (aviation): pemeliharaan pesawat dan layanan ground handling.

  • Perhotelan (lodging): manajemen front office, housekeeping, F&B di hotel atau penginapan ryokan.

  • Pertanian (agriculture): budidaya tanaman, peternakan, perikanan, dan budidaya laut.

  • Manufaktur makanan dan minuman (food and beverage manufacturing): perencanaan produksi, pengolahan bahan baku, operasional pabrik makanan/minuman.

  • Jasa Makanan/Restoran (food service): pelayanan pelanggan, memasak, manajemen inventori di restoran.

  • Pembuatan Bahan dan Produk Industri (materials processing industry): pengecoran dan pembentukan logam.

2. Persyaratan 

Persayaratan Tokutei Ginou atau Specified Skilled Worker, tidak terlalu susah. Minimal usia 18 tahun, tubuh sehat (tidak ada gigi berlubang dan mata minus maksimal -2), dan memiliki ijazah SMA sederajat. Bagaimana jika saya hanya tamat SD atau SMP? Kalau Anda belum memiliki ijazah SMA, tenang ada jalan; Anda bisa ikut program belajar paket C untuk memiliki ijazah SMA sederajat.

Selain umur dan ijazah calon perkerja wajib bisa berbahasa Jepang minimal tingkat JLPT N4 atau JFT-Basic A2. Setelah itu Anda harus lolos Tokutei Ginou Gijutsu Shiken (ujian kemampuan teknis) untuk lanjut berangkat ke Jepang. Ujian sebagian besar bidang bisa di Indonesia, untuk bidang lain yang tidak bisa di Indonesia harus dilakuakan diluar negeri.

Setiap bidang memiliki materi ujian tersendiri sesuai industri. Pelamar perlu memantau jadwal di situs Prometric dan BP2MI agar tidak ketinggalan pendaftaran ujian. Dan urus visa SSW dan passport setelah mendapatkan pekerjaan dari perusahaan Jepang.

3. Cari pekerjaan

Jalur mandiri berarti Anda harus mencari pekerjaan sendiri. Cari pekerjaan dilakukan secara online Anda dapat mencari di situs resmi kemnaker atau situs lain seperti hello work. Atau menggunakan jasa pihak ke-3 untuk mencari kerja di Jepang. Pastikan Anda terdatar sebagai pekerja migran Indonesia ke kemnaker.

4. Estimasi Biaya

Secara keseluruhan biaya untuk jalur mandiri dapat mencapai puluhan juta rupiah, tetapi ini masih lebih murah dari pada menggunakan agen. Rincian estimasi sebagai berikut:
  • Kursus bahasa Jepang hingga N4: Rp 3 juta- Rp 8 juta.
  • Ujian JFT-Basic A2: Rp 400 ribu. 
  • Ujian kemampuan: Rp 500 ribu.
  • Reservasi ujian : Rp 500 ribu.
  • Tes kesehatan: Rp 1,1 juta.
  •  Visa dan dokumen : paspor Rp350.000, visa SSW (JVAC) ~Rp600.000, BPJS Ketenagakerjaan (E-KTKLN) ~Rp350.000.
  • Tiket pesawat Jepang: ~Rp5.000.000.
  • Biaya hidup awal: uang saku awal di Jepang sekitar Rp10.500.000 (uang muka apartemen, kebutuhan awal)
Estimasi total biaya sekitar Rp 22 juta - 29 juta. Ini masih murah bandingkan dengan harga LPK Rp 48 juta. Jangan lupa siapkan uang yang cukup untuk kebutuhan mendadak. Bagaimana ingin bekerja di Jepang?  









  

Komentar